KARUNIA DAN KEADILAN ALLAH TERHADAP MAKHLUK

KARUNIA DAN KEADILAN ALLAH TERHADAP MAKHLUK

Share This
Ulasan Pengajian Al Hikam
Hari/ Tanggal : Jum'at, 06 April 2018
Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf



إلهي إن ظهرت المحاسن مني فبفضلك ولك المنة علي وإن ظهرت المساوي ني فبعدلك ولك الحجة علي

Wahai Tuhanku, jika tampak amal-amal kebaikan dariku maka itu semata-mata dari karunia-Mu dan Engkau telah berjasa kepadaku. Kalau tampak kejahatan-kejahatan dari aku, maka itu semata-mata karena keadilan-Mu dan Engkau berhak menuntutku atas kejahatan-kejahatan itu. 




      TAMPAKNYA macam-macam kebaikan, ketaatan, dan sofat-sifat terpuji pada manusia hanyalah semata dari pemberian Allah dan ang berharga dari-Nya. Sebab, itu semua adalah tanda bahwa hamba itu amalnya dicintai Allah dan amalnya diterima. Sebenarnya, manusia tidak berhak memiliki itu.

       Sebaliknya, tampaknya berbagai kejelekan, kejahatan, kemaksiatan dan sifat-sifat tercela pada manusia itu disebabkan keadilan Allah. Sebab, Allah melakukan apa saja yang Dia kehendaki kepada hamba-Nya. Allah berhak melakukan itu karena Allah adalah Tuhan dan hamba itu adalah hamba.


قل فلله الحجة البالغة فلو شاءلهداكم أجمعين
        "Katakan, Allah mempunyai alasan yang kuat. Kalau Allah berkehendak, niscaya Allah akan memberi petunjuk kalian semua,"(Q.S Al-An'am : 149)

           Kalau seseorang diberi petunjuk, maka itu di sebabkan karunia Allah. Bilamana tersesat, maka itu di sebabkan keadilan Allah. Seorang hamba tidak punya hak untuk memilih. HAmba tidak bisa mendatangkan manfaat dan bahaya. Semuanya terserah kepada Allah. Hati manusia berada di genggaman Allah.

         Kalau oleh Allah ia diarahkan kepada apayang diridhai Allah, maka itu timbul dari asma Allah Al-Karim (dari kemuruhan Allah). Kalau diarahkan terhadap apa yang tidak diridhai Allah, maka itu timbul dari nama Allah Al-Hakim (paksaan Allah).
         Seorang shalih bercerita, ada seorang pemuda bergantungan di tabir ka'bah. Ia berdoa "Ya Tuhanku, Engkau tidak punya teman untuk didatangi. Engkau tidak punya pembantu sehingga dapat disuap. Kalau Aku taat kepada-Mu maka itu dari karunia-Mu. Engkau telah berjasa kepadaku. Kalau aku nermaksiat kepada-Mu, maka itu dari keadilan-Mu.. maka engkau dapat menuntut aku. Dengan tetapnya hujjah-Mu terhadap aku dan putusnya hujjahkukepadamu-Mu, maka tiada lain ampunilah aku ." Langsung pemuda itu mendengar suara, "Pemuda ini bebas dari api neraka,"



Wallohu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages