Oleh : M. Rofrofil Ukhaidar (Santri Darul Ihya')
Kata kaya sering dikaitkan dengan sebuah kesuksesan. Diantaranya dengan cara mengumpulkan harta benda yang melimpah,tetapi kenyataannya bukan demikian, karena begitu banyak orang yang diluaskan rezeki berupa harta oleh Allah SWT, namun tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah diberikan.
Maka seseorang akan mengambil langkah yang salah seperti mencuri dan korupsi yang jelas keharamannya didalam agama. Orang seperti ini akan selalu tamak, terus menerus dalam mencari harta, dan hal itu bukanlah hakikat kekayaan. Rasulullah SAW menjelaskan tentang hakikat orang yang selalu merasa cukup dan bersyukur, atau disebut juga dengan kaya hati. Orang yang kaya hati akan selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan, selalu merasa qona'ah dan ridha atas ketentuan Allah. Orang seperti inilah yang disebut dengan ghani (kaya yang sebenarnya). Rasulullah SAW bersabda :
ليس الغنى عن كثرة العرض و لكن الغنى غنى النفس
Artinya : "Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia, namun kekayaan adalah hati yang selalu merasa cukup". (HR Bukhari Muslim)
Dalam riwayat Ibnu Hibban diceritakan Rasulullah berkata kepada Abu Dzar "wahai Abu Dzar, apakah kamu menyangka bahwa banyaknya harta itulah disebut kaya?", "betul" jawab Abu Dzar, Rasulullah bertanya lagi "apakah kamu menyangka bahwa sedikitnya harta itu berarti faqir?", Abu Dzar menjawab "betul", lantas Nabi pun bersabda "sesungguhnya yang disebut kaya adalah kayanya hati (hati yang qona'ah), sedangkan faqir adalah faqirnya hati (hati yang selalu tidak merasa puas)".
Wallahu A'lam Bi Asshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar