PERUBAHAN ZAMAN DAN BAHAYANYA FITNAH

PERUBAHAN ZAMAN DAN BAHAYANYA FITNAH

Share This

Oleh : Abdullah Al Muthohhar (santri darul ihya)


Di zaman ini (akhir zaman) tidak banyak orang yang selamat dari fitnah, lebih-lebih orang yang istiqomah dalam ibadah, dzikir, ataupun nahi munkarnya. Terutama kita harus menjaga aqidah, karena besarnya fitnah menimpa dalam hal ini, sebagaimana sabda Nabi SAW yang mengatakan bahwa seseorang akan berada diwaktu pagi hari dalam keadaan islam, sorenya menjadi kafir, begitupula sebaliknya.
Diceritakan ada seorang alim lulusan pondok yang sangat besar, akan tetapi menjadi seorang pezinah akibat terpengaruh dengan fitnah akhir zaman. Suatu hari seorang yang alim ini ingin ber amar ma’ruf nahi munkar dan menguji keimanannya dengan cara bepergian seorang diri ke suatu tempat yang dihuni oleh komunitas pezinah, sehingga tatkala akan pergi, temannya menasehati “jangan pergi sendiri, kamu harus ada yang menemani, jika tidak kamu tidak akan kuat (menghadapi keadaan itu).” Akan tetapi si alim ini tetap ingin pergi seorang diri seraya menjawab “tidak, saya ingin mengetes iman saya”, hingga akhirnya si alim itu berangkat sendirian dengan memakai pakaian layaknya seorang ustadz. Ketika sampai ditempat tersebut, si alim ini lantas mendobrak suatu tempat dari kalangan komunitas pezinah itu (hendak ber amar ma’ruf lagi nahi munkar), akan tetapi ketika ia mendobrak ruangan itu, seketika nampak dihadapannya wanita-wanita cantik yang tak berbusana, seketika itu si alim ini tergoda imannya dan tak kuat menahan godaan tersebut hingga si alim ini yang asalnya berniat untuk melarang kemunkaran, justru jatuh dalam perbuatan zinah, dan hal itu acap kali ia lakukan, hingga sampai merubah penampilannya yang layaknya seorang ustadz menjadi layaknya seorang pelanggan prostitusi. Naudzubillah min dzalik.

Maka dari itu sangatlah dianjurkan bagi setiap orang untuk menjaga aqidahnya, walaupun dalam hal yang remeh semisal masalah sepele keluarga ataupun pertikaian antar teman, sesungguhnya hal-hal kecil ini dapat menimbulkan sesuatu yang besar nantinya.
Di akhir zaman sesuatu yang munkar bisa dibungkus dengan kata-kata hingga bisa menjadi suatu hal yang biasa adanya karena besarnya fitnah. Gosip dan korupsi contohnya, keduanya itu adalah hal yang biasa kita lihat dan kita dengar setiap hari, hingga terdengar seperti biasa adanya menyebabkan orang tidak terlalu benci akan hal itu, padahal dua hal itu adalah perbuatan munkar yang terbungkus dengan kata-kata sehingga tak menimbulkan rasa ingkar dalam diri manusia, yaitu sama dengan ghibah dan mencuri.
Ghibah secara istilah yaitu membicarakan kepribadian orang lain sekiranya orang itu tidak suka jika kita menyebutkan hal itu. Nabi SAW bersabda yang artinya “Ghibah itu lebih besar dosanya daripada 30 kali perzinahan.”


Wallahu a'lam bi Asshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages