Oleh : Muhammad Rofrofil Ukhoidhor ( santri darul ihya')
Abu Abdullah Al Qalanisi pernah melakukan perjalanan jauh menggunakan perahu bersama beberapa penumpang, tiba-tiba ditengah perjalanan angin menerpa perahu yang dinaiki oleh Abu Abdullah Al Qalanisi sehingga mengakibatkan beliau dan penumpang yang lain panik, maka demi keselamatan bersama mereka semua sepakat untuk bernadzar termasuk juga Al Qalanisi.
Al Qalanisi berkata didalam nadzarnya, "saya bersumpah jika Allah menyelamatkanku dari musibah ini, maka saya tidak akan pernah makan daging gajah.", salah seorang penumpang yang mendengarkan hal itu bertanya, "apakah boleh bernadzar seperti itu? apa ada yang mau makan daging gajah?." Tidak berselang lama kemudian kapal itu pecah dan terdampar berhari-hari sehingga Al Qalanisi dan penumpang yang lain tidak makan. Disaat itu tiba-tiba datanglah seekor anak gajah dan ditangkap oleh para penumpang perahu untuk mereka sembelih dan memakan dagingnya, sementara Al Qalanisi tetap konsisten pada nadzarnya untuk tidak memakan daging gajah.
Maka disaat mereka terlelap dalam tidur, tiba-tiba datang seekor induk gajah yang mencari anaknya. Gajah itu menelusuri jejak anaknya hingga menemukan bekas tulang belulang anak gajah. Kemudian induk gajah itu mencium aroma satu persatu tubuh mereka yang sedang terlelap, setiap tercium bau daging gajah disetiap orang, gajah itu langsung menginjak tubuh mereka sampai mati, hingga pada saat giliran Al Qalanisi, gajah itu tidak mencium aroma apapun. Akhirnya induk gajah itu menggerak-gerakkan tubuhnya seraya memberi isyarat agar Al Qalanisi menungganginya. Setelah duduk di punggungnya, gajah itu mengantarkan Al Qalanisi ke sebuah perkebunan yang rindang. Ditempat itu Al Qalanisi bertemu dengan masyarakat setempat yang sedang bekerja tiba-tiba menyambut beliau dengan amat hangat dan ramah sampai beliau dipersilahkan bekerja disana. Hingga akhirnya Al Qalanisi bisa pulang ke kampung halamannya berkat nadzarnya.
Disadur dari kitab Hilyatul Auliya'
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Author Details
Pondok Pesantren Darul Ihya' Li'ulumiddin adalah lembaga pendidikan islam Ahlussunnah wal Jama'ah yang didirikan oleh Habib Ahmad bin Husein Assegaf sejak 12 Robi'ul Awal 1422 H / 04 Juni 2001 M. Nama Darul Ihya' Li'ulumiddin dipilih untuk pesantren ini mengutip sebuah nama kitab Ihya' Ulumuddin, karya monumental hujjatul Islam Imam Ghozaly, karena mengharap berkah dar majlis dars kitab Ihya' Ulumuddin yang di ta'sis oleh Habib Al Quthb Abu Bakar bin Muhammad Assegaf (Gresik) mulai awal rojab 1344 H/ 15 Januari 1926 M di kediaman Habib Abu Bakar bin Husein Assegaf, kakek pegasuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar