NIAT DAN SUNNAH NABI SAW

NIAT DAN SUNNAH NABI SAW

Share This

Oleh :Abdullah Al-Muthahar (santri darul ihya')

         Nafsu selalu berupaya agar kita semua menempuh jalan selain kebaikan. Al-Habib Ali bin Muhammad Al -Habsyi  pernah menguji nafsunya, sewaktu hendak berpakaian setelah wudhu, beliau perhatikan nafsunya yang menginginkan agar beliau mendahulukan tangan kiri, akan tetapi beliau menentangnya dengan mendahulukan tangan kanan, ternyata didalamnya terdapat rahasia. Kemudian jika beliau bertakbir, beliau mempelajari bagaimana takbirnya Nabi SAW, begitu juga ketika beliau makan dan minum. Demikian pula hendaknya kita semua berniat untuk meneladani Nabi SAW, dengan melakukan demikian akan diberi ganjaran berupa pahala, meskipun hal tersebut merupakan perbuatan yang mubah. Peneladanan ini dapat menimbulkan kenikmatan dan dzauq (perasaan), sebab Nabi SAW sebelumnya pernah melakukan dengan cara demikian, sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.
         Hendaknya ketika kita bangun tidur di pagi hari, ucapkanlah:"saya hari ini berniat untuk berzdikir kepada Allah, membaca kitabullah, bersedekah, bersilaturahmi,berbuat baik kepada keluarga, menuntut ilmu, dan lain-lain". Tetapkanlah niat sebanyak mungkin. Seandainya Allah memberi taufik-Nya maka kita bisa mengamalkannya, dan jika tidak maka kita telah meniatkannya.                       قال رسول الله: انما الاعمال بالنيات وانما لكل امرئ ما نوى
Artinya :"Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya bagi setiap orang (balasan sesuai dengan) apa yang ia niatkan".(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
        Allah SWT berfirman yang artinya :" Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka mereka itu akan bersama dengan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, syuhada, dan shalihin. Dan mereka itulah sebaik-baik teman". (An-Nisa/4:69)
          Dalam ayat di atas hanya di sebutkan dua ketaatan saja : Taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya. para ulama menyebutkan bahwa ayat ini di turunkan karena seorang sahabat yang bernama Tsauban. Tsauban sangat mencintai Nabi SAW, suatu hari ia menemui Rasulullah sambil menangis. "Aku teringat bahwa aku nanti akan mati, begitu pula engkau. Aku tak sanggup berpisah denganmu, ya Rasulullah. Jika aku masuk surga, aku tentu akan di tempatkan di surga yang paling rendah dan engkau di pasti di surga yang paling tinggi. Aku tidak menginginkan surga yang didalamnya aku tidak dapat melihatmu,"keluh Tsauban kepada Rasulullah SAW.
      قال رسول الله :المرء مع من احب
Artinya :"Seseorang itu akan (dikumpulkan) bersama dengan yang ia cintai". (HR. Bukhari dan Muslim).
          Maka dari itu hendaknya setiap orang selalu melazimi dua hal ini, yakni niat dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, karena keduanya merupakan salah satu modal terbesar dalam perniagaan seorang hamba dengan Rabb nya.

Wallahu a'lam bi Asshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages