TRADISI PEMBACAAN KITAB HADIST BUKHORI

TRADISI PEMBACAAN KITAB HADIST BUKHORI

Share This
Dars kitab tajrid as shorikh yang dilakukan rutin setiap bulan rojab

Dars kitab tajrid as shorikh yang dilakukan rutin setiap bulan rojab

Dars kitab tajrid as shorikh yang dilakukan rutin setiap bulan rojab

Dars kitab tajrid as shorikh yang dilakukan rutin setiap bulan rojab

Dars kitab tajrid as shorikh yang dilakukan rutin setiap bulan rojab

Dars kitab tajrid as shorikh yang dilakukan rutin setiap bulan rojab



Oleh : Muhammad Rofrofil Ukhoidhor (santri darul ihya')

          Termasuk amalan-amalan yang terdapat di bulan Rajab adalah pembacaan kitab hadist Shohih Bukhori ataupun ringkasannya (At-Tajrid As-Shorih) yang di karang oleh Al-Imam Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh Al-Bukhori. Amalan ini banyak dilakukan oleh para ulama salaf dahulu khusus para salaf alawiyyin yang di tradisikan hingga sekarang. Di nusantara telah lama berkembang tradisi pembacaan kitab ini yang di kembangkan pertama sekali oleh Habib Ja'far bin Syaikhon Assegaf, pasuruan (1954 M) dan di Gresik oleh Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf (1955 M). Demikian juga di negeri para leluhur habaib yakni Yaman, Hadhramaut. Tradisi ini bahkan telah lama muncul semenjak dahulu.
           Negeri yaman yang mencangkup Hadhramaut, 'Aden, Shan'a, Mukalla dan lain-lain, merupakan suatu tempat sumbernya ulama-ulama ahli hadist dan banyak tholabul 'ilm yang menimba ilmu di sana begitu juga orang awwamnya memiliki perhatian yang besar terhadap sunnah apalagi terhadap kitab hadist Shohih bukhori, mereka semangat mengkaji, berlomba-lomba menghafal dan memperoleh sanadnya. Aktivitas ini benar-benar menghidupkan masjid-masjid, madrasah-madrasah, dan rumah-rumah penduduk dikarenakan kitab Shohih Bukhori telah diakui oleh para ulama bahwa kitab ini memiliki derajat lebih tinggi dibanding kitab hadist yang lain.
          Tradisi mengkaji Shohih Bukhori ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah dan makin menjamur khususnya di bulan Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan. Imam Al-Ahdal menjelaskan dipilihnya bulan Rajab sebagai waktu permulaan pengkajian kitab ini sebab bulan Rajab sudah mendekati bulan Ramadhan sehingga menyebabkan lebih memahami hakikat puasa, zakat, dan qiyamul lail, disamping itu untuk aktivitas para tholabul 'ilmi selama bulan Ramadhan tetap terisi dengan amalan yang mulia ini.

Wallahu a'lam bi Asshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages