Oleh : Muhammad Rofrofil Ukhoidhor (santri darul ihya')
Ada sebuah kisah tentang seorang pemuda ahli ibadah ('abid) dengan seorang pecinta dunia yang bernama Ibnu Abi Ishak.
Suatu hari si 'abid memasuki hutan yang penuh binatang buas diantaranya adalah singa. Melihat kedatangan pemuda 'abid tadi, singa-singa di hutan itu merasa senang dan menyambutnya, dan lalu si 'abid menunggangi salah satu dari singa tersebut. Pada waktu yang sama datang lah Ibnu Abi Ishaq beserta rombongan bermaksud untuk berburu binatang, melihat kedatangan Ibnu Abi Ishaq dan rombongannya, singa-singa tadi mengaum dan siap untuk menerkam. Rombongan Ibnu Abi Ishak merasa ketakutan, dan tibalah pemuda 'abid untuk menolongnya dengan cara menenangkan singa-singa dan akhirnya tunduk kepadanya. Berkatalah si 'abid kepada Ibnu Abi Ishaq beserta rombongan "Kalian hanya membaguskan zhohirnya saja, sehingga kalian takut kepada singa. Adapun kami selalu memperbaiki bathin kami, sehingga singa pun takut dengan kami". Suasana begitu mencekam sehingga Ibnu Abi Ishaq merasakan sangat kehausan, "Apakah engkau ingin minum?" tanya si 'abid. "iya" jawab Ibnu Abi Ishaq.
Si 'abid berdiam sejenak, tak lama kemudian muncul seorang wanita membawa kendi berisi air, lalu si 'abid mengambil kendinya dan di serahkan kepada Ibnu abi Ishak. Setelah puas minum ia bertanya kepada si 'abid , "siapakah wanita yang membawa air tadi, wahai pemuda?". Si 'abid pun menjawab "ia adalah dunia, Allah telah menundukkannya untukku dan ia melayani semua keperluanku". Semenjak saat itu Ibnu Abi Ishaq bertaubat kepada Allah dan berlajar kepada pemuda ahli 'ibadah tersebut. Demikianlah Allah menundukkan dunia untuk hamba-hambanya, di dalam hadist qudsi, Allah berfirman, "wahai dunia, barang siapa melayani-ku, layanilah dia, dan barangsiapa melayanimu, jadikanlah ia pelayanmu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar