Ulasan Pengajian Al Hikam
Hari/ Tanggal : Jumat, 20 September 2019 M/20 Muharram 1441 H
Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf
Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf
Bagaimana mungkin akan terang hati seseorang yang gambar dunia ini terlukis di cermin hatinya, bagaimana mungkin akan pergi menuju Allah sedangkan dia masih terbelenggu syahwat nafsunya, bagaimana mungkin juga dia ingin masuk kehadirat Allah sedangkan dia belum bersuci dari janabat kelalaiannya, bagaimana mungkin dia mengharap rahasia-rahasia yang halus sedangkan dia belum taubat dari kesalahan-kesalahannya.BERKUMPULNYA dua hal yang berlawanan adalah mustahil. Misalnya, gerak dan diam, cahaya dan kegelapan, tidak mungkin bisa disatukan. Dalam kata hikmah ini Syekh Ibnu Athaillah menyebutkan beberapa hal yang berlawanan yang tidak mungkin dikumpulkan.
Syekh Ibnu Athaillah heran: Bagaimana akan bersinar terang hati seseorang yang gambar dunia ini terlukis di cermin hatinya. Sebab, terangnya hati yang ditimbulkan oleh cahaya iman dan keyakinan berlawanan dengan kegelapan yang disebabkan condong kepada selain Allah. Syekh Ibnu Athaillah juga heran: Bagaimana seseorang akan melakukan perjalanan menuju Allah sedangkan ia masih terbelenggu oleh hawa nafsunya. Ini tidak mungkin. Sebab, seseorang yang menuju Allah harus menyingkirkan segala ringtangan nafsu dan harus bebas dari belenggu hawa nafsunay itu. Jika ia masih menuruti nafsunya, maka ia tidak bisa naik ke atas, ia akan tetap berada di alam bawah bersama alam benda.
Cinta kepada Allah di hati tidak bisa berkukmpul dengan mencintai selain Allah. Hati seseorang tidak bisa terbagi, Allah Ta'ala berfirman:
مَا جَعَلَ اللهُ لِرَجُلٍ مِّن قَلْبَيْنِ فِي جَوْفِهِ
Artinya :"Allah tidak menjadikan dua hati di dada seseorang." (QS. Al-Ahzab: 4)
Imam Ghazali menyebutkan bahwa dunia dan akhirat itu bagaikan timur dan barat. Seseorang yang menuju akhirat, maka semakin jauh ia dari dunia. Begitupula, orang yang sangat cinta kepada dunia, maka semakin berkurang cintanya kepada Allah.
Seyogyanya di hati seseorang tidak ada sisa sedikit pun kecintaan terhadap dunia, tetapi ini sullit dilakukan. Hanya orang tertentulah yang memiliki keistemewaan ini. Namun bagi mereka yang belum sampai kepada tingkatan ini, maka paling sedikit kecintaannya kepada Allah harus lebih banyak dan lebih kuat dari kecintaannya terhadap dunia. Yang menang di hatinya adalah cintanya kepada Allah.
Maka kesimpulannya kita harus melepaskan diri dari belenggu hawa nafsu dan dari janabat kelalaian kita dan dengan cara membersihkan hati, supaya kita bisa sampai kehadirat Allah Ta'ala. (Mthr)
Wallahu a'lam bi Asshawab
Mudah-mudahan bermanfaat.
Maka kesimpulannya kita harus melepaskan diri dari belenggu hawa nafsu dan dari janabat kelalaian kita dan dengan cara membersihkan hati, supaya kita bisa sampai kehadirat Allah Ta'ala. (Mthr)
Wallahu a'lam bi Asshawab
Mudah-mudahan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar