SEMUA ALAM GELAP

SEMUA ALAM GELAP

Share This
Ulasan Pengajian Al Hikam
Hari/ Tanggal : Jumat, 04 Oktober 2019 M/05 Shafar 1441 H
Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf



Alam ini semuanya berupa kegelapan. Sedang yang menerangi alam ini hanyalah Allah (Al-Haq) padanya. Siapa yang melihat alam ini tetapi tidak melihat Allah di dalamnya atau padanya atau sebelumnya atau setelahnya maka benar-benar orang itu telah disilaukan oleh cahaya-Nya dan dihijab oleh awan benda alam ini dari matahari ma'rifat

          MEMANG pada mulanya alam semesta ini tidak ada dan gelap. Dan yang menjadikannya nyata dan terang adalah kekuasaan Allah. Adanya sinar Allah pada benda-benda di alam ini yang menyebabkan ia terang dan terlihat.
          Keadaan manusia dalam hal ini berbeda-beda:
          Ada golongan yang hanya melihat pada alam ciptaan Allah saja dan tidak melihat pada penciptanya, mereka ini bingung dalam kegelapan dan terhijab oleh alam benda ini dari melihat Allah sang pencipta. Ada pula golongan yang tidak terhijab oleh alam dari melihat penciptanya.
          Golongan yang tidak terhijab oleh alam benda dari Allah berbeda-beda dalam mesyahadahnya terhadap Allah. Ada yang menyaksikan Allah bersama alam (kelompok ini tidak perlu dibahas mendalam karena dikhawatirkan salah pengertian).
          Ada yang menyaksikan Allah sang pencipta sebelum menyaksikan alam ini, mereka adalah orang-orang yang mengambil dalil adanya pencipta atas alam ciptaan-Nya, mereka ini disebut Ahli Jadzab. Mengenal Allah dulu baru mengenal alam. Ada yang menyaksikan Allah setelah melihat alam. Mereka adalah orang-orang yang berdalil bahwa adanya benda-benda ini sebagai bukti adanya Allah Sang Pencipta.
          Dalam kata hikmah ini Syekh Ibnu Athoillah menjelaskan bahwa barangsiapa melihat alam ini tetapi tidak menyaksikan adanya Allah maka ia disilaukan oleh cahaya atau dihijab oleh awan alam benda ini, bukan berarti Allah tidak ada, Allah itu sangat terang dan nyata. Akan tetapi karena lemahnya akal manusia, maka ia disilaukan oleh terangnya cahaya Allah. Dimisalkan seperti kelelawar yang tidak bisa melihat matahari, bukan berarti matahari tidak ada, tetapi lemahnya mata kelelawar, itulah yang menyebabkan ia silau menghadapi sinar matahari yang sangat terang.
          Kesimpulan dari kata hikmah ini seseorang yang ingin melihat cahaya Allah, maka harus bersih hatinya, bersih jasadnya sehingga kita bisa melihat cahaya Allah lewat perentara wali Allah. (Mthr)

Wallahu a'lam bi Asshawab
Mudah-mudahan bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages