Ulasan Pengajian Al Hikam
Tiada suatu amal yang lebih diharapkan diterima melebihi suatu amalan yang terlupakan olehmu adanya amal tersebut dan amal tersebut engkau anggap kecil dan emgkau anggap remeh.
Beliau
menjelaskan bahwasannya amal yang deterima oleh Allah itu adalah amal yang
dilakukan semata mata hanya karena Allah dan merasa amal yang dia lakukan itu
kecil, masih ada kekurangan, dan menganggap amalnya itu bukan amal yang besar
akan tetapi merasa amalnya itu remeh.
Orang yang masih mewaspadai dirinya
dari amal yang tidak diterima oleh Allah, masih meras tidak ikhlas, merasa
tidak berbuat apa apa dan lupa akan amal baik yang telah dia perbuat, ini
amalan orang yang diterima oleh Allah sesuai dengan firman Allah:
إِنَّمَايَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ المُتَّقِيْنَ
“Sesungguhnya
amalan yang diterima oleh Allah itu dari orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Maidah: 27)
Orang yang bertaqwa itu adalah
orang-orang yang beramal tapi mereka tapi merasa belum beramal, orang yang ikhlas
tapi merasa belum ikhlas, dan orang yang beribadah tapi merasa ibadahnya itu
masih belum baik belum sempurna.
Tetapi orang yang merasa ikhlas, merasa ibadahnya diterima, merasa
amalnya sudah sempurna, merasa ibadahnya sudah baik, maka sebenarnya dia tidak
ikhlas, amalnya tidak diterima oleh Allah.
Ketika
kita membaca surat Al-Fatihah, kita
mulai dengan menyatakan bahwa segala pujian itu milik Allah semata. Alhamdulillahi
Rabbil’alamin jadi, yang berhak dipuji itu hanya Allah saja, kita tidak
punya apa-apa. Di saat kita membaca Iyyaka na’budu wa Iyyaka nasta’in, yang
artinya :”Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta
pertolongan.” Karena kami tidak bisa menyembah-Mu tanpa pertolongan-Mu, maka
kita mengakui bahwa segala amal ibadah kita ini dari pertolongan Allah SWT.
Ini
juga yang dimaksud dengan do’a Nabi yang berbunyi:
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya Allah
tolonglah aku untuk berdzikir pada-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah yang baik
pada-Mu.”
Doa ini diajarkan oleh Nabi untuk dibaca
setiap selesai sholat maktubah agar kita tidak bangga dengan amal kebaikan dan
tidak mengingat amal itu. Hadist ini memberi peringatan pada kita bahwa orang
bisa berdzikir, bisa bersyukur, dan beribadah dengan baik berkat pertolongan
dan taufiq dari Allah semata.
Abu
Sulaiman Ad-Darani berkata:
مَا احْتَسَنْتُ لِنَفْسِيْ عَمَلًا فَاحْتَسِبْتُهُ
“Aku tidak pernah menganggap amalku baik sehingga
aku mengharap pahala dari Allah.” (MHS)
Mudah-mudahan bermanfaat. https://t.me/darulihya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar