Ibnu Athaillah Assakandari berkata dalam kitab Al-Hikam : Tidak dianggap sedikit, amal yang timbul dari hati yang zuhud. Dan tidak dianggap banyak, amal yang timbul dari hati yang senang dunia.
Hati adalah pusat
pandangan Allah SWT. Oleh Karena itu, diterima atau tidak diterimannya sebuah amal yang dilakukan oleh
seseorang tergantung pada keadaan hatinya. Bila hatinya zuhud maka amal itu
diterima dan dianggap banyak disisi Allah SWT. Namun bila hati yang mendorong
untuk melakukan amal itu penuh dengan kecintaan pada dunia maka amal itu tidak
diterima dan dianggap sedikit walaupun tampaknya banyak dimata manusia.
Zuhud adalah ketidak tergantungan hati seseorang pada dunia. Zuhud bukan berarti tidak punya harta benda. Bahkan Nabi sendiri berlindung dari kefakiran. Sabda Nabi SAW:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أعُوْذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ
“ Ya Allah , aku berlindung padamu dari kefakiran”
Akan tetapi seseorang
dikatakan Zahid bila dihatinya tidak ada rasa cinta pada dunia walaupun ia
mempunyai harta yang melimpah. Banyak sekali para
Auliya’ yang bergelimang harta, tapi harta itu tidak masuk dalam hatinya.
Memang kantongnya penuh dengan uang, tapi hatinya kosong dari dunia yang kotor
itu. Hatinya tetap khusyuk bersama Allah SWT. Dihatinya hanya terisi cinta pada
Allah SWT, rindu pada Rasulullah dan tidak terpengaruh oleh dunia sedikitpun.
Maka Orang yang mempunyai hati suci seperti ini, bila ia
melakukan ibadah yang jumlahnya sedikit
maka amal ibadahnya akan dinilai banyak disisi Allah SWT. Dua
Rakaat mereka lebih baik dari seratus bahkan seribu rakaat yang dikerjakan
orang lain. Sebab, dipastikan orang yang mempunyai hati yang zuhud itu amalnya
didasari keikhlasan hati.
Sebaliknya, bila hati
seseorang dipenuhi rasa cinta pada dunia
maka amalnya – walaupun banyak- tidak ada nilainya disisi Allah SWT. Amal itu
ditolak dikarenakan dilakukan dari dorongan hati yang tidak ikhlas. Ia
melakukan ibadah itu dengan riyak dan bukan karena Allah SWT. Walaupun Ia
tampak berzikir namun hatinya gofil, lalai disibukkan dengan dunia.
Dunia itu bukanlah harta saja, tapi apa saja yang selain Allah SWT seperti
ingin dipuji dan dihormati.
Oleh Karena itu marilah kita berusaha dengan sekuat tenaga agar amal kita diterima disisi Allah SWT dengan membersihkan hati dari dunia, Ikhlas dalam beribadah dan menyesuaikannya dengan sunnah Nabi.
Diriwatkan dalam sebuah hadis :
عَمَلٌ قَلِيْلٌ فِيْ سُنَّةٍ خَيْرٌ مِنْ عَمَلٍ كَثِيْرٍ فِيْ بِدْعَةٍ
Disarikan dari keterangan Habib Ahmad bin Husein
Assegaf
Pada Jumat 14 Rajab 1426 H
Mudah-mudahan bermanfaat. https://t.me/darulihya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar