Ni'matullah al jazair (ulama' syi'ah) berkata: "bahwa Sayyidina Abu Bakar, dan Sayyidina Umar tidak pernah beriman kepada Rasulullah SAW sampai akhir hayatnya." Tidak puas disitu, ia juga memfitnah Sayyidina Abu Bakar Ra. "telah berbuat syirik dengan memakai kalung berhala saat shalat di belakang Nabi dan bersujud untuknya."
Al-kulaini (ulama' syi'ah) mengatakan: "bahwa seluruh sahabat itu murtad setelah Nabi wafat, kecuali tiga orang, al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari dan Salman al-Farisi. Sementara al-'Iyasyi dalam Tafsirnya, dan al-Majlisi dalam Bihar al-Anwar, menyatakan bahwa meninggalnya Rasulullah SAW karena telah diracun oleh Aisyah dan Hafshah."
Sebagai bentuk taqarrub, tidak sedikit kitab syiah yang mengemas pelaknatan sahabat dalam bentuk doa. salah satunya adalah "Doa Dua Berhala Quraisy" dalam kitab al-mishbah yang ditulis oleh syekh al-Kaf'ami. Doa yang ditujukan melaknat Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar ini diyakini memiliki derajat yang tinggi dan merupakan zikir yang mulia. Bahkan di sebutkan pahalanya, jika di baca saat sujud syukur, seperti para pemanah yang menyertai Nabi pada perang Badar,Uhud dan Hunain dengan satu juta anak panah.
Semua itu adalah tuduhan dusta dan fitnah yang sangat keji kepada sahabat Nabi yang bedasarkan imajinasi dan cerita-cerita bohong, serta bentuk penodaan terhadap agama dan sejarah islam. Dalam publikasi syi'ah juga dinyatakan, "para khulafa rasyidin adalah fakta sejarah yang tidak bisa ditolak kebenarannya dan mereka juga adalah sahabat Nabi yang mulia dan faktanya mereka memiliki banyak prestasi" (Buku Putih Mazhab syi'ah, hal.59). Namun, di buku tersebut hal 40-49, ketika menyebut daftar para sahabat Nabi yang dijadikan panutan dan teladan bagi syi'ah sama sekali tidak mencatumkan Abu bakar, Umar Utsman dan enam sahabat lain yang dijanjikan syurga oleh Nabi SAW.
Pandangan Ulama':
Seluruh ulama' islam menyakini bahwa seluruh sahabat Rasulullah SAW adalah orang mulia yang telah di puji Allah SWT dalam Al-Qur'an. sebagaimana firman Allah SWT di dalam surat At-Taubah ayat 100, yang Artinya: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-selamanya, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, Rasulullah menegaskan larangan mencela para sahabat,. Abi Sa'id Al-khudri Ra, berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda, "janganlah kalian mencaci para sahabatku, andaikan kalian bersedekah dengan emas sebesar gunung uhud, maka hal itu tidak bisa mengimbangi sedekah yang dikeluarkan para sahabt satu mud saja atau separuhnya." (Muttafaq 'Alayhi)
Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dijelaskan: rasulullah SAW bersabda, "Hati-hatilah terhadap sahabat-sahabatku, hati-hatilah terhdap sahabatku, janganlah kalian menjadikan mereka sasaran cacian setelahku, barangsiapa yang mencintai mereka, maka berarti mereka telah mencintaiku dan barangsiapa yang membenci mereka, maka berarti telah membenciku."
Secara khusus Nabi Muhammad SAW menjajikan dan menjamin surga untuk sepuluh orang sahabatnya yang paling utama, Khulafa' Rasyidun termasuk didalamnya. dalam sebuah hadits disabdakan, "Sepuluh orang akan masuk surga: Abu Bakar masuk surga, Umar masuk surga, Utsman masuk surga, Ali masuk surga, Thalhah masuk surga, Azzubair masuk surga, Abdurrahman bin Auf masuk surga, Sa'ad masuk surga, Sa'id bin Zaid masuk surga dan Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah masuk surga" (HR. Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Hibban). Seluruh sahabat adalah manusia yang mulia setelah Nabi SAW, sebab mereka telah mengikuti Rasul SAW dalam berdakwah, dan telah mengorbankan jiwa, raga dan harta demi agama Allah SWT, sehingga umat islam menjadikan mereka suri tauladan setelah baginda Rasulullah SAW.
Aqidah islam, sebagaimana di nyatakan Imam Abu Ja'far At-Thahawi (w.321 H,) menuntut supaya, "Kita mencintai para sahabat Rasulullah SAW dan tidak berlebihan dalam mencintai salah seorang mereka, kita tidak berlepas diri dari mereka. Kita membenci orang yang membenci mereka (para sahabat) dan yang menyebut mereka tidak baik. kita tidak menyebut mereka kecuali dengan kebaikan. Mencintai mereka adalah agama, iman, ihsan. Membenci mereka adlah kekufuran, kemunafikan dan sikap melampaui batas." (Mthr)
Disadur dari buku: 'Penyimpangan syi'ah di Indonesia.'
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Mudah-mudahan bermanfaat. https://t.me/darulihya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar