IMAM AHMAD BIN HANBAL

IMAM AHMAD BIN HANBAL

Share This




          Abu Abdillah Al-Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi adalah salah seorang imam madzhab yang di ikuti sampai sekarang. Nasab beliau kembali ke Bani Syaiban dan bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di kakek beliau bernama Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Lahir di Baghdad, Irak tahun 164 Hijriyyah dan wafat ditahun 241 H pada hari Jum’at. Beliau tumbuh di masa keemasan berkembangnya ilmu pengetahuan Islam dalam pemerintahan Daulah Abbasiyyah[1]

A.    Masa Menuntut Ilmu

            Imam Ahmad bin Hanbal mulai menuntut ilmu, sedangkan beliau sudah yatim kala itu. Semangat menuntut ilmu beliau sangat besar sehingga diusia muda beliau sudah menekuni majelis Abu Yusuf[2]. Imam Ahmad memiliki ketertarikan dalam fan ilmu hadist sehingga beliau juga melazimi majelis tokoh Muhaddist di Baghdad termasuk  Husyaim bin Basyir[3]. Imam Ahmad melazimi majelis beliau selama empat tahun hingga Syekh Husyaim wafat.

            Imam Ahmad mulai mendalami Ilmu Hadist saat berusia 16 tahun. Sebelum itu, beliau juga mendalami Fiqh kepada Syekh Abi Yusuf.

B.     Perjalanan Untuk Menuntut Ilmu

            Untuk memuaskan dahaga akan ilmu. Imam Ahmad bin Hanbal memulai berpergian untuk mempelajari Hadist. Beliau pergi ke Bashroh, Kufah, Irak, Mesir, Yaman dan berbagai penjuru negri arab. Beliau juga pergi ke Mekkah dan bertemu banyak ulama’ Mekkah seperti Yahya bin Sa’id Al Qotthon[4], Yazid bin Harun[5], Abu Dawud At-Thoyalusi[6], Waki’ bin Al Jarrah[7], Ibn Uyaynah[8]. Beliau juga melazimi Majelis  Imam Asy-Syafi’i[9] dalam waktu yang lama. Meski merupakan guru bagi Imam Ahmad, Imam Asy-Syafi’i juga meriwatkan hadist dari Imam Ahmad. Beliau pernah berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal tatkala beliau di Irak :

“Wahai Aba Abdillah[10], Jika Hadist yang engkau punya Shohih maka ajari aku. . .”

            Dalam perjalanan Imam Ahmad dalam menuntut ilmu ke Yaman, Beliau hanya berjalan kaki ke Shana’a[11] untuk belajar kepada Syekh Abdurrazzaq Ash-Shan’ani[12]

C.    Kesuksesan Dalam Berdakwah

            Saat berumur 40 tahun, ditahun 204 Hijriyyah, Imam Ahmad bin Hanbal membuat Halaqah untuk mengajar di Baghdad, sehingga banyak para pencari ilmu yang ingin menimba ilmu terutama meriwayatkan hadist dari beliau. Dan keluar dari majelis tersebut banyak penghafal hadist Termasuk diantara perowy yang meriwayatkan dari beliau adalah Imam al Bukhory[13], Imam Muslim[14], Imam Abu Dawud Al Sajastani[15], dan Kedua putra beliau Shalih dan Abdullah.

            Keilmuan beliau dalam imu hadist diakui oleh para ‘Ulama pada zamannya dan banyak komentar positif tentang beliau. Salah satunya adalah Al-Hafidz Adzhaby, Beliau Berkata “Imam Ahmad bin  Hanbal adalah Orang teralim dan terzuhud dimasanya, Seorang Muhaddits yang mendunia, Mufti kota Irak, dan sangat jarang terlihat orang seperti beliau . . .”

D.    Wafatnya Imam Ahmad

            Imam Ahmad bin Hanbal wafat pada tahun 241 H pada hari Jum’at dan disholatkan setelah selesai sholat Jum’at. Dan tercatat orang yang mengahadiri jenazah beliau sekitar 80.000 orang. Melihatm kerumunan itu banyak orang dari non-muslim merasa takjub sehingga masuk islam saat wafatanya beliau sekitar 20.000 orang.

            Imam Ahmad bin Hanbal wafat beberapa hari setelah beliau di bebaskan dari tahanan rezim kala itu. Beliau ditahan karena menentang rezim kala itu untuk membela Aqidah Ahlusunnah wal Jama’ah. tentang Kalamullah yang maha dahulu dan bukan Hadist’ (yang baru) sebagaimana yang dikatakan oleh aliran Mu’tazilah.

E.     Karya Imam Ahmad bin Hanbal

            Imam Ahmad bin Hanbal meninggalkan karya kitab-kitab yang sanagat terkenal yaitu Musnad-nya, dan meninggalkan karya dalam bidang ilmu hadist diantaranya Ilal Al-Hadist, Ma’rifah Ar-Rijal, Ar-Radd ala Al-Jahmiyyah wa Al-janadiqah. Dan saat di penjara, beliau juga aktif dalam menulis kitab diantaranya Kitab As-Sholah dan Kitab-kitab tentang Manasik Haji, Fadhail Ash-Shahabah, An-Nasikh wa Al-Mansukh dan Tafsir.  

     (M.Rfk Mindzary)


Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                    https://wa.me/c/6283141552774


                [1] Daulah Abbasiyyah  memegang kekhalifahan kaum muslimin ditahun 132 H (750 M) s.d. 656 H (1258 M).

                [2] Abu Yusuf Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’ad bin Husein al-Anshory lahir di Kufah pada tahun 113 H dan wafat pada tahun 182 H.Ia adalah seorang murid dari Abu Hanifah,Abu Abdullah Muhammad Asy-Syafi’I dan Malik bin Anas. Abu Yusuf adalah seorang hakim yang hidup pada kekhalifahan Abbasiyah. Ilmunya meliputi ilmu tafsir,strategi perang,penanggalan arab,periwayatan hadist dan lain sebagainya.

                [3] Husyaim bin Basyir bin Al Qasim bin Dinar dari kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua Wafat di tahun 183 H.

                [4]  Yahya bin Sa'id bin Farrukh Al Qaththan At Tamimi Al Ahwal rahimahullah. Lahir pada awal tahun 120 H yang berstatus bekas budak Bani Tamim menurut sebagian ulama. Memiliki perhatian besar kepada ilmu hadis.

                [5] Yazid bin Harun bin Zadzi lahir 118 Hijriyah dan besar di daerah sekitar Baghdad, Irak. periwayatan hadits beliau sampai pada peringkat mutqin yang melebihi dari sekadar hafizh. Imam Asy-Syafi’i pernah menyaksikan bahwa Yazid bin Harun hafal sekitar 24 ribu hadits, berikut sanadnya.

                [6] Abu Daud Sulaiman bin Al Jarud Ath Thayalisi. Beliau pernah berkata: "Aku telah mencatat hadits dari seribu syaikh". Penyusun kitab Musnad yang dikenal dengan Musnad Ath-Thayalisi.

                [7] Abu Sufyan Waki’ bin al-Jarrah ar-Ruwassi al-Kufi. berperingkat al-hâfizh, ahli hadis yang sangat terkenal dari negeri Irak. lahir pada 129 H (At-Târikh al-Kabîr, 8/179). 

                [8] Abu Muhammad Sufyan bin ‘Uyainah bin Abu Imran Maimun Al-Hilali Al-Kufi Al-Makki, Imam Sunni dan ahli hadis di tanah haram Makkah. lahir di kota Kuffah tahun 107 H. Menuntut ilmu hadis sejak berusia 10 tahun. bertemu dengan 87 tabi’in dan mendengar hadis dari 70 orang di antara mereka. Jumlah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Uyainah adalah sekitar 7000 hadis. Wafat tahun 198 H dalam usia 91 tahun.

                [9] Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi adalah Imam Madzhab  dan seorang mufti yang lahir di Ashkelon, Gaza, Palestina pada tahun 150 H/767 dan wafat di Fusthat, Mesir, pada tahun 205 H/820 M.

                [10] Adalah Gelar Kunyah Imam Ahmad bin Hanbal

                [11] Shan’a , Ibu Kota Negara Yaman

                [12] Abu Bakr Abdurrazzaq bin Hammam bin Nafi' Al-Humairu Ash-Shan'any.Hidup dan di Yaman tahun 126 H dan wafat disana pada tahun 211 H. Dalam Tingkatan Perowy Hadist, beliau mendapat predikat Tsiqah. Memiliki karangan kitab hadist yang dikenal dengan Mushannaf Abdurrazzaq.

                [13]Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il Bin Ibrohim bin Al-Mughiroh bin Bardizbah Al-Bukhory Al-Ju’fy, Pemilik Kitab Hadist yang terkenal yaitu Shahih Al Bukhary, Pengahafal seratus ribu hadist shohih dan dua ratus ribu hadist yang tidak shohih, Lahir di Bukhoro, Persia tahun 194 H, dan wafat tahun 256 H.  

                [14] Abu Al Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairy An-Naysabury  Pemilik Kitab Shahih Muslim, Lahir di Naysabur tahun 204 H dan wafat tahun 261 H.

                [15] Abu Dawud Sulaiman bin Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syaddad bin ‘Amr Al-Azdy As-Syajasytani Pemilik Sunan Abi Dawud, Berada diingkatan Al-Hafidz Ats-Tsabit dalam periwayatan hadits, Lahir di India Tahun 202 H dan wafat di Bashroh Tahun 275 H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages