Al-Imam Gazali memulai dalam bab ini dengan muqaddimah, kemudian terdapat Hadist Nabi Muhammad SAW: ( (بُنِيَ الدِّيْنُ عَلَى النَّظَافَة Nabi Muhammad SAW bersabda: (مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُوْرُ).
Allah
SWT berfirman: ((فِيْهِ رِجَالٌ يُحِبُّوْنَ أَنْ يَتَطَهَّرُوْا وَاللهُ يُحِبُّ المُطَّهِّرِيْنَ))
Nabi Muhammad SAW Bersabda: (الطُّهُوْرُ نِصْفُ الاِيْمَانِ)
Dari banyak nya hadist dan ayat yang
disebutkan diatas, maka seseorang yang faham akan mengetahui bahwa yang lebih
penting adalah membersihkan hati/bathin
yang kotor daripada membersihkan yang dzohir. Seseorang yang lebih
mementingkan bersihnya air dan membiarkan hati ini kotor, maka sangat jauh sekali.
Bersuci itu terbagi menjadi empat
tingkatan:
المرتبة الاولى : تطهير الظاهر عن الاحداث والاخباث والفضلات.
المرتبة الثاني : تطهير الجوارح عن
الجرائم والأثام.
المرتبة الثالث : تطهير القلب عن الاخلاق المذمومة والردائل الممقوتة.
المرتبة الرابعة : تطهير السر عما سوى الله تعالى وهي طهارة الانبياء صلوات الله عليهم والصديقين
Tingkatan pertama: Membersihkan badan dari berbagai macam kotoran badan (dzohir),
Tingkatan kedua: Membersihkan badan dari berbagai macam bentuk dosa dan maksiat,
Tingkatan ketiga: Membersihkan hati dari sifat-sifat tercela, dari kotoran-kotoran hati,
Tingkatan keempat (tingakatan paling tinggi): Membersihkan hati daripada selain Allah Ta'ala.
Ada orang itu lebih mementingkan
kebersihan dhohir dari pada bathin dan mereka juga tidak mengetahui tingkatan
kebersihan mereka merasa yang penting badannya bersih wangi enak dipandang. Ada
juga orang yang lebih mementingkan kebersihan hati dan tidak menghiraukan atau
menggapangkan kebersihan dhohir, ada yang juga yang menganggap sabun itu bid’ah
mereka pun tidak menggunakan sandal tidak berhati-hati dijalan tidak
memperhatikan najis binatang yang ada di jalan di tempat duduk kakinya membawa
tanah kemana-mana. Dan ada jug orang yang menganggap was-was itu juga termasuk
kebersihan/kesucian
Urusan najisnya badan empat madzhab berbeda pendapat, akan tetapi urusan najisnya hati/ kotornya hati empat madzhab sepakat bahkan seluruh ulama’ bersepakat bahwa harus atau wajib untuk membersihkan najisnya hati. (M. Maher)
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar