خَيْرٌ أَوْقَاتِكَ وَقْتٌ تَشْهَدُ فِيْهِ وُجُوْدَ فَاقَتِكَ وَتُرَدُّ فِيْهِ إِلَى وُجُوْدِ ذِلَّتِكَ
Saat terbaik dalam hidupmu adalah disaat engkau merasakan kebutuhan dan juga disaat engkau kepada kerendahan diri.
Di masa kehidupan itu ada 2 hal yang kita alami, yang pertama: ketika kita dalam keadaan cukup, dalam keadaan sehat, dalam keadaan kaya, maka hal yang kita alami adalah tidak tampaknya kebutuhan kepada Allah (tapi tetap butuh kepada Allah karena itu sifat asli manusia) karena kita sedang sehat, cukup, kaya dan sebagainya. Yang kedua: ketika kita dalam keadaan sakit, kekurangan harta, maka akan tampak kebutuhan kepada Allah, akan ingat kepada Allah. Jika keduanya dibandingkan mana yang terbaik, maka Syekh Ibin Athoillah Assakandari berkata :"Yang terbaik adalah ketika seseorang merasakan kebutuhan kepada Allah, merasa rendah dihadapan Allah."
Seseorang yang kekurangan harta, sakit, miskin dan ingat kepada Allah, merasa hina, merasa butuh dengan Allah itu lebih baik daripada malam Lailatul Qodar karena belum tentu ibadah di malam Lailatul Qodar bisa mendekatkan diri kepada Allah.
Diceritkan dari Atho' As-Salami bahwa selama tujuh hari ia tidak merasakan sedikitpun makanan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi ia merasa senang dan berdo'a :"Ya Allah bila Engkau tidak memberiku makan tiga hari lagi sungguh aku akan melakukan shalat seribu rakaat."
- Ini do'a-do'a yang harus kita hati-hati dari do'a seperti ini karena kita tidak akan mampu. Jangan membaca do'a seperti ini kecuali jika sudah sampai derajatnya. Jika kita do'a seperti ini takut kita tidak bisa mengamalkannya. takut tidak kuat.
Fatah Al-Mushili pada suatu malam pulang kerumahnya. Di rumahnya tidak ada makan malam, tidak ada lampu dan kayu bakar (saat itu cuacanya sangat dingin). Dia malah bersyukur kepada Allah dan memuji-Nya, "Wahai Allah, dengan sebab amal apa aku mendapat keberuntungan ini? Sehingga Engkau perlakukan aku sebagaimana Engkau lakukan terhadap wali-wali Mu."
Imam Bisyir Al-Hafi bercerita :"Telah sampai kepadaku bahwa putri Fatah Al-Mushili tidak punya pakaian (tapi hanya satu). Maka Fatah ditanya, "Tidakkah engkau mencari pakaian untuk putrimu?" Ia menjawab "Tidak, sehingga Allah melihat bahwa putriku tidak punya baju dan Allah tahu kesabaranku terhadap putriku."
Pada suatu hari Fatah Al-Mushili mengumpulkan keluarganya. Ia berdo'a kepada Allah, "Ya Allah, Engkau buat aku miskin dan Engkau buat miskin keluargaku. Engkau buat aku lapar dan buat keluargaku lapar. Engkau telanjangi aku dan telanjangi keluargaku (tidak punya pakaian tapi hanya satu). Maka tunjukanlah kepadaku bagaimana cara bertawasul kepada-Mu karena ini hanya Engkau lakukan terhadap wali-wali Mu. Apakah aku termasuk mereka sehingga aku gembira."
Diceritakan bahwa Imam Fudhail bin Iyadh pernah menangis di sebuah malam yang dingin, "Wahai Tuhanku, Engkau laparkan aku dan keluargaku, Engkau tidak memberi pakaian kepadaku dan keluargaku, Engkau dudukkan aku dan keluargaku di rumah yang tidak ada lampunya. Sudah lama Engkau berbuat demikian itu kepada wali-wali Mu dan ahli taat-Mu. Tuhanku, amal apa yang aku lakukan sehingga aku mendapatkan hal itu? Tunjukkanlah sehingga aku bisa melakukannya seterusnya."
Mereka seperti itu karena takut dibenci oleh Allah karena Allah berfirman, "Jika aku benci kepada hamba-Ku, maka aku tuangkan dunia kepadanya, aku beri dia kenikmatan dunia." Oleh karena itu mereka merasa senang dan bahagia jika tidak ada harta atau kecukupan.
Maka kita harus curiga dan harus takut jika keinginan kita dikabulkan terus, sehat terus tidak pernah sakit, keadaan kita nikmat terus. Jangan-jangan ini istidroj dari Allah (tipu daya/jebakan dari Allah), jangan-jangan Allah benci kepada kita (Na'udzubillahi mindzalik), makanya kita herus benar-benar merasa curiga dan takut terus. (Ibn_Muhammad.7)
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar