Ulasan Pengajian Al-Manhajussawi
Seorang ulama' adalah sebuah jabatan yang tinggi, sehingga banyak orang yang menginginkan agar bisa mendapatkan jabatan tersebut. Tapi, sayangnya sekarang ini cara orang-orang agar supaya mereka diberi gelar ulama', dengan mereka mengaku-ngaku saja, dan menyampaikan hanya apa yang mereka pikirkan dan yang orang-orang sukai, agar dia bisa lebih dicintai dan disenangi.
Dan orang-orang awam yang tidak mengerti apapun, hanya bisa mengikuti dan mempercayai semuanya, sehingga mereka menjadi sesat juga seperi ulama' su' (rusak/sesat) tersebut. Mungkin memang nikmat rasanya dengan hanya mengaku, kita sudah dijuluki orang yang hebat, tapi itu perbuatan yang buruk, yang keji.
Nabi Isa Alaihissalam berkata:
"Permisalan ulama' su' itu seperti batu besar yang jatuh ke atas sungai, dengan batu tersebut dia tidak menyerap air dan tidak membiarkan air untuk mengalir. Dan seperti toilet yang luarnya nampak bagus, tapi dalamnya berisi kotoran yang menjijikan. Juga seperti kuburan yang permukaannya makmur tapi dalamnya hanyalah tulang belulang."
Berkata juga Nabi Isa:
"Permisalan orang yang menuntut ilmu tapi tidak mengamalkannya, itu seperti perempuan yang zina secara sembunyi-sembunyi, yang semakin lamanya akan nampak hamil sehingga terbongkar. Maka begitu juga orang yang tidak mengamalkan ilmunya : Allah akan membongkar rahasianya pada hari kiamat yang disaksikan seluruh penghuni."
Imam Hasan Al-Bashri, beliau berkata:
"Apabila para ulama' telah sibuk mengumpulkan harta yang halal, maka orang awam akan ikut makan syubhat. Jika ulama' memakan makanan syubhat, maka orang awam akan ikut makan haram. Dan jika ulama' memakan makanan haram, maka orang awam akan menjadi kafir."
Seorang ulama' akan menjadi panutan bagi semua orang. Jika tidak berhati-hati dalam melakukan sesuatu yang bisa membuat salah faham, maka ditakutkan orang-orang akan salah faham, sehingga terjadi sesuatu yang melenceng atau tidak diinginkan.
Berkata Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad:
"Mengaku-ngaku itu ada dua macam:
- Mengaku terang-terangan, dengan berkata: Saya begini, saya begitu.
- Mengaku secara diam. Tidak menyebutkan dirinya dengan sesuatu, tapi jika ada yang berkata kepadanya: sungguh engkau orang bodoh, engkau tidak tahu apa-apa, atau dia disifati dengan sifat yang didalamnya terdapat kekurangan, kemudian dia marah. Maka ini termasuk pengakuan juga, hanya berbeda dari yang pertama." Dari kitab ((Tsabit Al-Fu'ad))
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar