Ulasan Pengajian Al-Hikam
Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 14 Muharrom 1444 H - 12 Agustus 2022 M
Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad bin Husein Assegaf
لَايَسْتَحْقِرُ الوِرْدَ إِلَّاجَهُوْلٌ, الوَارِدُ يُوْجَدُ فِيْ الدَّارِ الآخِرَةِ وَالوِرْدُ يَنْطَوِيْ بِانْطِوَاءِ هَذِهِ الدَّارِ وَأَوْلَى مَايُعْتَنَى بِهِ مَا لَايَخْلُفُ وُجُوْدُهُ, الوِرْدُ هُوَ طَالِبُهُ مِنْكَ وَالوَارِدُ أَنْتَ تَطْلُبُهُ مِنْهُ وَأَيْنَ مَا هُوَ طَالِبُهُ مِنْكَ مِمَّا هُوَ مَطْلَبُكَ مِنْهُ
Tidak meremehkan wirid kecuali orang yang sangat bodoh. Warid atau karunia dari Allah itu bisa didapatkan di akhirat, sedangkan wirid akan habis dengan habisnya dunia ini. dan yang harus diperhatikan adalah yang tidak bisa digantikan wujudnya. Wirid itu adalah permintaan Allah kepadamu, sedangkan warid adalah tuntunanmu kepada Allah. Maka apa artinya jika dibandingkan antara tuntutanmu kepada Allah dengan tuntutan Allah kepadamu.
Disini dijelaskan pentingnya suatu wirid. Wirid itu yang dilakukan terus menerus, yang sehari-hari dilakukan seperti Membaca Al-Qur'an terus menerus, melazimi membaca sholawat, menghadiri majlis taklim, ataupun shodaqah. Wirid itu tidak harus berbentuk bacaan, zikir, ataupun sholawat tapi wirid itu maknanya luas.
Adapun warid adalah pemberian Allah berupa cahaya, karamah, mukasyafah, atau ilmu kepada hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Warid itu bisa didapatkan di dunia dan di akhirat. Jadi jika seseorang tidak mendapatkan warid di dunia, maka bisa jadi dia mendapatkan warid tersebut di akhirat.
Warid itu bisa didapatkan di akhirat, maka jangan fokus dan ingin mendapatkan warid tapi fokuslah dalam mengerjakan wirid dengan semaksimal mungkin.
Dan wirid itu hanya bisa didapatkan di dunia, jika dunia habis maka wirid juga akan habis. Dan warid itu hasil dari wirid. Jika kita melazimi wirid, maka kita akan mendapatkan warid. Apabila tidak mendapatkannya di dunia, maka dia akan mendapatkannnya di akhirat. adapaun wirid tidak bisa didapatkan di akhirat.
Wirid itu adalah tuntutan Allah kepada hamba-Nya, sedangkan warid itu adalah tuntutan manusia kepada Allah. Jadi jika dibandingkan antara permintaan Allah kepada hamba-Nya dengan permintaan hamba-Nya kepada Allah, maka yang lebih dipentingkan adalah permintaan Allah kepada hamba-Nya karena tidak tercampur dengan sesuatu apapun, sedangkan warid itu rawan tercampur dengan hawa nafsu karena itu tuntunan hamba kepada Allah.
Wirid itu bukan seperti obat yang harus diminum ketika perlu. jadi gak bisa hanya dengan sekali baca. Akan tetapi, wirid itu adalah sesutu yang harus dirutini seperti kita rutin makan tiap hari.
Baca wirid itu harus ikhlas karena Allah, bukan karena mencari fadhilah-fadhilah seperti kekayaan, kekebalan, dan lain lain. Jika kita mendapatkan hal-hal tersebut maka itu adalah karunia dari Allah tapi yang penting tujuan kita bukan itu, tujuan kita hanya munajat kepada Allah. (Sultan M)
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar