مَنْ ظَنَّ انْفِكَاكَ لُطْفِهِ عَنْ قَدْرِهِ فَذَالِكَ لِقُصُوْرِ نَظَرِهِ
Siapa yang mengira terlepasnya rahmat Allah dari cobaan yang telah di takdirkan Allah, maka itu di sebabkan karena dangkalnya pandangan imannya
Ketahuilah bahwa cobaan yang di berikan oleh Allah kepada hambanya, selalu berlawanan dengan keinginannya dan menyulitkan syahwat-syahwat hambanya. Contohnya , manusia itu menginginkan kesehatan dan kekayaan, tapi Allah mengujinya dengan penyakit-penyakit dan kemiskinan, semata-mata hanya untuk kebaikan hamba tersebut.
Dan setiap orang yang beriman, baik lelaki maupun perempuan, pasti tidak akan lepas dengan yang namanya bala' ujian dan musibah. Dari yang kecil sampai yang besar, dari yang muda sampai yang tua, semua pasti mau tidak mau akan mendapatkan nya. Dan ketahuilah juga bahwasanya ujian yang di yang di berikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala tergantung dengan kadar keimanan seorang hambanya, kalau iman seorang hamba itu kuat & kokoh, maka akan semakin kuat atau besar juga ujian yang akan di berikan Allah. Contoh ibarat nya sama seperti di dunia, semakin tinggi jenjang pendidikan sekolah seseorang maka akan semakin sulit juga ujian yang akan di terimanya. Tapi jika iman seseorang itu lemah, maka iya hanya akan di uji sekedar batas keimanannya saja.
Dalam kitab syarah hikam syehk ibn atoillah as-sakandari karangan syekh ibn abbad, asyyarih menjelaskan sebuah hadist Rasulullah sholallahu alaihi wasallam yang di riwayatkan oleh Abu said Al-khudzry: Bahwasanya bliau datang ke rumah Rasulullah sholallahu alaihi wasallam. sesampainya bliau di sana, bliau mendapati Rasulullah sedang dalam keadaan sakit panas, lalu bliau meletakkan tangan nya di dahi Rasullah sambil berkata: "Wahai Rasullah betapa panasnya badanmu ini". Rasulullah pun menjawab: "Begitulah kami para nabi, cobaannya lebih di keraskan oleh allah, agar pahala yang kami perolehpun juga akan di lipat gandakan".
Dan di riwayatkan juga oleh sahabat Anas bin Malik bahwasanya bliau bertemu dengan seorang yang buta yang bernama Aba Zholal di rumah nya seorang tab'in yang bernama tsabit al bunanni. Sahabat Anas bertanya kepada Aba zholal: " wahai Aba zholal, sejak kapan kedua matamu itu buta ?" Aba zholal menjawab: "kedua mata ku sudah buta semenjak ku masih kecil", shahabat Anas berkata: "ingat kah kau sebuah hadist, hadist yang di ucapkan Rasullulah sholallahu alaihi wasallam, yang di riwayatkan dari malaikat Jibril, dan malaikat Jibril meriwayatkan dari Allah subhanahu wa ta'ala, Allah berfirman kepada malaikat Jibril: "Wahai Jibril, taukah engkau balasan terhadap orang yang aku cabut kedua penglihatan nya." Jibril menjawab: " Mahasuci engkau wahai Allah, tidaklah kami mengetahukai sesuatu, kecuali engkau yang mengajarkannya." Allah berfirman: " balasan yang akan kuberikan kepada orang yang aku ambil kedua penglihatannya adalah kekal di dalam syurga, dan ia kelak akan melihat aku di dalam nya."
Dari kisah-kisah diatas kita dapat mengambil pelajaran, bahwasanya setiap ujian yang diberikan oleh Allah subhanahu wata'la itu adalah bentuk kasih sayang yang paling besar yang diberikan Allah kepada hambanya. Jadi hendaknya kita sebagai hambanya jangan memandang buruk apa yang sudah di takdirkan Allah kepada kita, yang ibaratnya ujian dari Allah itu bagaikan sebuah bungkus yang membalut manisnya permen sehingga jikalau orang yang tak mengetahui apa isi bungkus tersebut, niscaya dia akan langsung membuangnya.
Semoga kita semua di jadikan oleh Allah subhanahu wata'ala menjadi orang-orang yang sabar, orang-orang yang lapang dada menghadapi ujiannya, tanpa berkeluh kesah sehingga mendapatkan balasan yang tak di duga-duga. Amiin.
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar