ORANG YANG PUNYA IZIN, UCAPANNYA BISA DIPAHAMI

ORANG YANG PUNYA IZIN, UCAPANNYA BISA DIPAHAMI

Share This



 

ُمَنْ أُذِنَ لَهُ فِيْ التَّعْبِيْرِ فُهِمَتْ فِيْ مَسَامِعِ الْخَلْقَ عِبَارَتُهُ, وَجُلِيَتْ إِلَيْهِمْ إِشَارَتُه 

"barang siapa yang diberi izin oleh Allah untuk memberi keterangan, maka kata-katanya akan mudah dimengerti oleh pendengarnya, dan akan menjadi jelas petunjuk-petunjuk bagi mereka"


          Mereka yang diberi izin untuk memberi nasihat adalah orang-orang yang berbicara karena Allah, berbicara dengan bantuan Allah, dalam ridhonya Allah. Sehingga perkataan mereka pasti tepat dan mudah diterima oleh hati. Mereka tidak ada tujuan kecuali hanya Allah.

          Izin untuk memberi nasihat ini bisa langsung dari Allah atau lewat Rasulullah atau gurunya.  Orang yang mendapatkan izin itu perkataannya mudah masuk ke dalam hati para pendengarnya, walaupun perkataannya itu sederhana. Berbeda dengan orang yang tidak diberi izin perkataannya susah memikat hati para pendengarnya, meskipun perkataannya itu indah dan teratur.                                       

          Imam junaid berkata: "Perkataan yang benar itu hanyalah ungkapan orang yang mendapatkan izin." Perkara ini juga terdapat pada firman Allah yang berbunyi:

لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا

          "Mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Allah, dan ia berkata yang benar." (QS. An-Naba' :38)

          Dikatakan kepada Hamdun bin Ahmad bin Amarah Al-Qashshar: "Kenapa perkataan salaf itu lebih manfaat daripada perkataan kita?" Beliau menjawab: "karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam, mereka berbicara  untuk menyelamatkan umat, mereka ingin mendapatkan ridha Allah. Sedangkan kita berbicara untuk kemuliaan diri, dan mencari dunia dan ingin keridhaan makhluk."

          Jika bergaul dengan orang yang mendapat izin yaitu dengan selalu berprasangka baik kepada mereka. Walaupun timbul kekeliruan dalam ucapan mereka dari segi bahasa, karena mereka lebih mengutamakan makna bukan lafadhnya. dan mereka tidak terlalu memaksakan diri untuk memperhatikan bahasa yang mereka gunakan. 

          Demikian itu, tetaplah berkeyakinan bahwa perkataan mereka, itu bukan kemauan sendiri melainkan perkataan mereka itu karena Allah, dengan bantuan Allah, dan dalam ridha Allah.(Tsqf)


Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                          https://wa.me/c/6283141552774 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages