Ulasan Pengajian Syarah Al-Hikam
Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 03 Rajab 1446 H - 03 Januari 2025 M
Oleh : Al Habib Abdul Qodir bin Abuya Ahmad bin Husein Assegaf
(مَتَى وَرَدَتِ الْوَارِدَاتُ الْإِلٰهِيَّةُ عَلَيْكَ هَدَمَتِ الْعَوَائِدَ عَلَيْكَ (إِنَّ ٱلْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا۟ قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا
Syekh Ibn Atthoillah sebelumnya menjelaskan bahwa waridat adalah karunia yang Allah berikan kepada ahli nihayah (orang yang telah sampai kepada Allah) berupa ilmu ladunni, yaitu ilmu yang diperoleh langsung dari Allah tanpa melalui proses belajar biasa. Dalam hikmah ini, waridat diberikan kepada orang-orang yang baru memulai perjalanan menuju Allah.
Biasanya, waridat berupa rasa takut yang sangat besar kepada Allah. Seseorang yang sebelumnya merasa biasa-biasa saja mendadak menjadi sangat takut bermaksiat kepada Allah dan sungguh-sungguh beribadah kepada-Nya. Tidak heran banyak kisah orang saleh yang begitu takutnya kepada Allah. Ketika mendengar ayat Al-Qur'an atau hadis Nabi, mereka menangis, bahkan ada yang pingsan.
Misalnya, Saidina Umar pernah pingsan ketika mendengar seseorang membaca ayat:
Akibatnya, beliau jatuh sakit selama dua bulan. Karena takut yang sangat besar kepada Allah.
Ada juga kisah dari kalangan tabiin. Ketika melihat percikan api dari seorang pandai besi, mereka langsung pingsan karena teringat akan siksa neraka. Inilah yang dinamakan waridat, yaitu dorongan kuat yang membuat seseorang sangat takut kepada Allah.
Selain rasa takut, waridat juga bisa berupa rasa rindu atau cinta yang besar kepada Allah, yang mendorong seseorang untuk sungguh-sungguh beribadah dan meninggalkan maksiat. Seperti para wali Allah, yang mereka tidak tertarik pada dunia atau harta. Mereka bahkan menolak jika diberi harta, kecuali jika benar-benar diperlukan.
Contohnya, Habib Saleh bin Muhsin Al-Hamid menolak mobil yang diberikan kepadanya. Para wali berbeda dengan manusia pada umumnya. Ketika orang lain tidur, mereka beribadah. Ketika orang lain santai, mereka tetap beribadah. Ketika orang lain condong kepada maksiat, mereka menjauhinya. Hal ini terjadi karena adanya kekuatan dari Allah berupa waridat, yang membuat mereka mampu melakukan hal-hal luar biasa.
Sebagaimana Habib Ja'far bin Syaikhon yang mengkhatamkan Al-Qur'an dalam semalam setiap hari. Manusia pada umumnya akan merasa sangat lelah jika mencoba melakukan hal tersebut, tetapi beliau melakukannya karena adanya kekuatan dari Allah.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam juga melarang para sahabat mengikuti beliau dalam puasa wisal (puasa tanpa berbuka) dengan bersabda:
Setelah waridat turun ke hati, ia akan merusak kebiasaan-kebiasaan buruk, sebagaimana Syekh Ibn Atthoillah membawakan firman Allah yang berbunyi:
Syekh Ibn Atthoillah mengibaratkan waridat seperti raja yang menyerang suatu daerah, menghancurkan segala yang ada di dalamnya, termasuk penduduk asli seperti syahwat, cinta dunia, dan sifat-sifat buruk yang telah lama berakar di hati.
Kita berusaha mengusir atau mengubah kebiasaan buruk itu, tetapi sering kali terasa sulit, hingga akhirnya kita menyerah. Apapun kebiasaan itu, meninggalkannya memang tidak mudah, sebagaimana pepatah Arab mengatakan:
Maka, Imam Ghazali menggambarkan kebiasaan seperti sebuah pohon. Jika pohon itu baru ditanam dan belum tumbuh besar, mencabutnya tidak memerlukan banyak tenaga. Namun, jika pohon itu sudah besar, tumbuh lama, dan menjadi tua, mencabutnya akan menjadi sangat sulit. Seiring waktu, pohon akan semakin kuat, sementara pemiliknya semakin tua dan lemah. Oleh karena itu, selagi masih muda, kuat, dan memiliki tenaga, serta pohon kebiasaan buruk itu belum terlalu besar, cabutlah sekarang, karena akan lebih mudah dilakukan. Sebagaimana dalam sebuah hadis:
إِذَا بَلَغَ الرَّجُلُ أَرْبَعِينَ سَنَةً ، وَلَمْ يَتُبْ وَلَمْ يَتُبْ مَسَحَ الشَّيْطَانُ وَجْهَهُ بِيَدِهِ ، وَقَالَ: بِأَبِي وَجْهُ مَنْ لَا يُفْلِحُ
"Apabila seorang laki-laki mencapai usia 40 tahun dan belum bertaubat, maka setan akan mengusap wajahnya sambil berkata, 'Wahai ayahku, wajah orang ini tidak akan beruntung.'"
Dikatakan bahwa usia sebelum empat puluh tahun masih memiliki tenaga, dan kebiasaan buruk biasanya belum terlalu mengakar. Oleh karena itu, usia ini adalah kesempatan terbaik untuk melakukan perubahan. Namun, hal tersebut sangatlah berat, sebagaimana ungkapan:
Seseorang yang terbiasa melakukan sesuatu, jika tiba-tiba berhenti, sering kali merasa bingung dan kehilangan arah karena kebiasaan tersebut telah menjadi bagian dari hidupnya. Itulah sebabnya banyak orang memilih untuk tidak meninggalkan kebiasaan buruknya, karena kebiasaan itu sudah terlalu mengakar dalam dirinya.
Maka ada dua cara untuk merubah kebiasaan buruk. Pertama, mencari waridat dengan usaha, karena Allah selalu memberikan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya setiap saat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
Orang yang mendapatkan waridat adalah mereka yang berusaha mencarinya dan mempersiapkan diri untuk menerimanya. Waridat ini bisa diperoleh di tempat-tempat mulia seperti dalam zikir, shalawat, masjid, majelis ta'lim, atau di tempat-tempat yang bersih dari maksiat. Dengan mendekatkan diri ke lingkungan seperti ini, kita akan lebih mudah meninggalkan kebiasaan buruk. Betapa banyak orang yang hanya dengan mendengar satu kata hikmah langsung mendapatkan semangat untuk beribadah. Terlebih lagi jika kita berkumpul dengan orang-orang yang sehati, sama-sama ingin meraih rahmat Allah.
Jika usaha tersebut belum berhasil, maka ada cara kedua yang lebih cepat, yaitu dengan berkumpul bersama orang-orang saleh atau para wali Allah. Mereka disebut sebagai ahlu iksir, yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan istimewa untuk menyembuhkan penyakit hati. Sebagaimana dikatakan oleh Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Attas:
"Seumpama datang kepadaku seorang badui yang bodoh, aku bisa menyampaikan ia kepada Allah hanya dengan satu kali pandangan."
Oleh karena itu, siapkan hati yang bersih ketika duduk bersama mereka, karena hanya dengan duduk di dekat mereka saja kita sudah mendapatkan keberuntungan. Terlebih jika kita berhasil dicintai oleh seorang wali Allah, itu akan menjadi karunia yang sangat besar. Dengan demikian, kita berharap mendapatkan waridat yang memudahkan kita untuk istiqamah dalam ketaatan kepada Allah.
Wallahu a'lam bi Asshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar