BERGANTUNG PENUH KEPADA ALLAH

BERGANTUNG PENUH KEPADA ALLAH

Share This

 



Ulasan Pengajian Syarah Al-Hikam
Hari/ Tanggal : Jum'at, tanggal 20 Muharram 1446 H - 26 Juli 2024 M
Oleh  : Al Habib Abdul Qodir bin Abuya Ahmad bin Husein Assegaf


رُبَّمَا اسْتَحْيَا الْعَارِفُ أَنْ يَرْفَعَ حَاجَتَهُ إِلَى مَوْلَاهُ لِاكْتِفَائِهِ بِمَشِيْئَتِهِ فَكَيْفَ لَا يَسْتَحْيِيْ أَنْ يَرْفَعَهَا إِلَى خَلِيْقَتِهِ

          Adakalanya seorang arifin malu meminta hajatnya kepada Allah karena merasa cukup dengan kehendak Allah. Maka, bagaimana tidak malu jika harus meminta hajatnya kepada makhluk Allah?


          Perlu dibedakan antara rasa malu dalam meminta dengan enggan berdoa. Seorang arif bukan berarti tidak pernah atau enggan berdoa, tetapi doa mereka lebih untuk menekankan sifat ubudiah. Ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa kecuali pemberian Allah. Namun, untuk meminta hajat duniawi, mereka malu karena semua itu sudah diatur oleh Allah.


          Sebagaimana Imam Al-Wasiti pernah ditanya, "Wahai Imam Wasiti, kenapa aku tidak pernah melihat engkau meminta suatu permintaan yang khusus kepada Allah? Yang aku lihat hanyalah doa-doa dari Nabi atau dari Al-Qur'an." Beliau menjawab, "Saya khawatir ada jawaban, 'Kalau kau meminta sesuatu yang sudah aku siapkan untukmu, itu sama saja kamu curiga kepada Kami, dan seandainya yang kau minta itu tidak tertulis (memang tidak ditakdirkan), maka kau telah tidak sopan kepada Kami.' Patut kau ketahui, apa yang sudah ditakdirkan oleh Allah pasti akan diberikan pada waktunya." Seperti halnya kita menitip barang kepada orang yang kita percayai, tetapi kita menanyainya terus menerus. Ini menunjukkan ketidakpercayaan kepada orang tersebut.


          Itulah para wali Allah, mereka malu untuk meminta kepada Allah dalam urusan dunia, apalagi meminta kepada makhluk. Bahkan, ini lebih memalukan dan lebih buruk. Seumpama kita kepepet dan tidak bisa meniru para wali Allah, setidaknya ketika kita membutuhkan sesuatu, kita tetap harus meminta kepada Allah karena meminta kepada makhluk tidak ada gunanya.


          Disebutkan bahwa lebih baik menguras tenaga dengan bekerja keras memindahkan air lautan dengan ember daripada harus meminta kepada makhluk. Sebagaimana dijelaskan oleh Al-Imam Syeikh Ibnu Attaillah dalam kitab At-Tanwir, Ketahuilah bahwa tingginya semangat untuk tidak membutuhkan makhluk bagi para arifin lebih indah daripada kerun (mahkota) yang ada di atas kepala pengantin. Bagi mereka, itu adalah simbol kebanggaan. Bahkan, merasa cukup kepada Allah dan tidak membutuhkan makhluk lebih mereka utamakan daripada air yang bisa menghidupkan mereka. Maka janganlah kau kotori imanmu dengan mengharap kepada makhluk, dan jangan jadikan sandaranmu kecuali kepada Allah. Jadilah, wahai saudaraku, pengikut-pengikut Nabi Ibrahim. Sungguh telah berkata ayahmu Ibrahim Alaihissalam, 'Aku tidak suka sesuatu yang terbenam (binasa atau sirna).' Semua Selain Allah itu tenggelam (binasa). Maka wajib bagi orang yang beriman mengikuti jalannya, yaitu mentauhidkan Allah. 


          Termasuk ajarannya yaitu tidak mengharap kepada makhluk. Ketika beliau dilempar ke dalam api, seketika itu Malaikat Jibril menawarkan bantuan kepada Nabi Ibrahim, "Apakah kamu punya hajat, wahai Ibrahim?" Dijawab oleh beliau, "Aku tidak punya hajat kepadamu. Adapun kepada Allah, maka aku membutuhkannya." Malaikat Jibril berkata lagi, "Kalau memang butuh kepada Allah, maka mintalah kepada Allah." Dijawab oleh Nabi Ibrahim, "Cukup, aku tidak perlu meminta, Allah sudah mengetahui kebutuhanku, sehingga aku tidak perlu meminta kepada Allah." Lihatlah bagaimana Nabi Ibrahim yang dalam posisi darurat, beliau tidak minta bantuan kepada siapa pun, bahkan tidak minta bantuan kepada Malaikat Jibril. Beliau merasa cukup dan tidak perlu meminta kepada Allah, karena merasa Allah tahu kebutuhannya.


         Termasuk ajaran Nabi Ibrahim adalah memusuhi segala sesuatu yang menyibukkan dari Allah. Nabi Ibrahim pernah mengatakan, "Berhala-berhala itu adalah musuh-musuhku, kecuali Allah. Dan segala yang menyibukkan dari Allah itu adalah berhala." Terkadang hal-hal yang kita cintai itu termasuk dari musuh-musuh kita. Saat ini, kita dikelilingi oleh hal-hal yang kita cintai yang pada hakikatnya adalah musuh kita karena menyibukkan kita dari Allah. Maka kita harus mengurangi hal-hal yang menyibukkan kita dari Allah, dan yang paling menyibukkan saat ini adalah handphone. Sangat beralasan jika handphone dianggap sebagai berhala modern. Nabi Ibrahim sendiri memohon perlindungan kepada Allah, karena khawatir beliau, anak-anaknya, dan cucu-cucunya akan menyembah berhala. Hal ini menjadi bukti bahwa di zaman setelah beliau, berhala-berhala itu masih ada.


          Ketika Nabi Ibrahim berkata kepada pamannya dan kaumnya, "Apa ini sembahan-sembahan yang mana kalian tekun dan fokus di hadapannya?" Ini tidak dikhususkan pada patung saja. Sayyidina Ali pernah menegur seseorang yang fokus bermain catur, apalagi handphone. Oleh karena itu, karena sudah menjadi kebutuhan, setidaknya kita harus membatasi penggunaan handphone sesuai kebutuhan kita. Selain itu, ada tempat-tempat tertentu di mana penggunaannya harus dihindari, seperti di masjid atau majelis.


          Sebab itu, kita perlu merenungkan kembali ajaran-ajaran para Nabi dan wali Allah yang mengajarkan ketergantungan penuh kepada Allah dan menjauhkan diri dari hal-hal yang menyibukkan dari-Nya. Nabi Ibrahim dan para wali Allah telah memberi contoh bahwa kebahagiaan dan ketenangan sejati hanya bisa didapatkan dengan mendekatkan diri kepada Allah dan tidak tergantung pada makhluk atau benda duniawi. Dalam dunia modern, kita perlu waspada terhadap hal-hal yang dapat menjadi berhala modern, seperti handphone, yang sering kali membuat kita lalai dari mengingat Allah.


          Semoga kita semua diberikan kekuatan dan hidayah untuk mengikuti jejak para Nabi dan wali Allah, serta mampu menjaga diri dari segala sesuatu yang menyibukkan kita dari Allah. Dengan demikian, kita dapat menjadi hamba-hamba Allah yang sejati, yang tidak memiliki apa-apa kecuali pemberian-Nya dan senantiasa bersandar hanya kepada-Nya. Amiin.

Wallahu a'lam bi Asshawab.

Mudah-mudahan bermanfaat.  https://t.me/darulihya

                                                    https://wa.me/c/6283141552774

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages